Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

IBU

Minggu, 14 Oktober 2012 | 0 komentar


Dia adalah seseorang yang sangat berharga dalam hidup
dialah yang memperjuangkan hidup dan matinya demi hidup anak-anaknya
cahaya hidup dalam kegelapan
penerang jiwa yang kelam di kala sulit
segala yang di berikan tanpa pamrih sedikitpun
doamu yang menuntunku selalu di kala ku terjatuh
tanganmu yang lembut membelai rambut ini
suaramu yang merdu memanggil nama ini
matamu yang indah menatap ke arahku
dan semuanya untuk memastikan AKU BAIK-BAIK SAJA
aku tak tahu harus bagaimana ???
tapi akan ku perjuangkan hidupku ini untukmu IBU
JUST FOR YOU …

ARTIKEL_ FUNGSI, MANFAAT, EKO WISATA BAHARI DAN MASALAH YANG TERJADI PADA HUTAN MANGROVE DI DESA LATERI DAN DESA PASSO, KECAMATAN BAGUALA, KOTA AMBON

Rabu, 10 Oktober 2012 | 0 komentar



Oleh :
DIAN FITRI YANTY ANUDATO
MTP/M. 0211002-Badai Binaiya
MATEPALA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Dianfitriyantyanudato@ymail.com

Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat kondisi air pasang dan bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis & sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat luas.  Secara ekologis, hutan mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning ground) dan daerah pembesaran (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang-kerangan, dan species lainnya.  Selain itu, hutan mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis burung, reptilia, mamalia, dan berbagai jenis kehidupan lainnya, sehingga hutan mangrove menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma nutfah (genetic pool) yang tinggi serta berfungsi sebagai sistem penunjang kehidupan.  Dengan sistem perakaran dan canopy yang rapat dan kokoh, hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut, dan gaya-gaya kelautan ganas lainnya.
Secara ekonomi, kayu yang terdapat di hutan mangrove sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, arang, dan bahan baku kertas.  Hutan mangrove sering dikonversi menjadi menjadi kawasan pemukiman, kawasan industri, tambak, dan peruntukan lainnya.  Selain itu, hutan mangrove dapat dimanfaatkan untuk industri peternakan lebah madu dan ekowisata.
Berbagai macam fungsi dan manfaat hutan mangrove itu sendiri, antara lain : hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya. Secara fisik hutan mangrove berfungsi dan bermanfaat sebagai : penahan abrasi pantai, penahan intrusi (peresapan) air laut, penahan angin, menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai.
Secara Biologi hutan mangrove berfungsi dan bermanfaat sebagai : tempat hidup (berlindung, mencari makan, pemijahan dan asuhan) biota laut seperti ikan dan udang); sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan cacing, kepiting dan golongan kerang/keong), yang selanjutnya menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan dalam suatu ekosistem; tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak dan burung.
Dilihat dari fungsi dan manfaat sosial dan ekonomi, hutan mangrove juga berfungsi dan bermanfaat sebagai : tempat kegiatan wisata alam (rekreasi, pendidikan dan penelitian); penghasil kayu untuk kayu bangunan, kayu bakar, arang dan bahan baku kertas, serta daun nipah untuk pembuatan atap rumah, penghasil tannin untuk pembuatan tinta, plastik, lem, pengawet net dan penyamakan kulit, penghasil bahan pangan (ikan/udang/kepiting, dan gula nira nipah), dan obat-obatan (daun Bruguiera sexangula untuk obat penghambat tumor, Ceriops tagal dan Xylocarpus mollucensis untuk obat sakit gigi, dan lain-lain), tempat sumber mata pencaharian masyarakat nelayan tangkap dan petambak., dan pengrajin atap dan gula nipah.
            Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :
·         Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
·         Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
·         Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
·         Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
·         Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif
·         Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
·         Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
·         Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.
·         Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
·         Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
·         Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.
·         Memelihara iklim mikroEvapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
·         Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.

Peluang Hutan Mangrove :

1.      Hutan mangrove di jadikan sebagai eko wisata bahari
Hutan mangrove ini sendiri mempunyai banyak manfaat yang dapat di ambil sebagai pembelajaran. Karena mempunyai banyak fungsi dan maanfaat yang dapat menguntungkan.
Lima pedoman yang harus dikenali dan dipatuhi oleh para pelaku ekowisata adalah pendidikan (education), pembelaan (advocacy), pengawasan (monitoring), keterlibatan komunitas setempat (community involvement) dan perlindungan (conservation).
Aspek pendidikan menjadi bagian utama dalam pengelolaan ekowisata karena membawa misi sosial untuk menyadarkan keberadaan manusia, lingkungan dan akibat yang akan timbul bila terjadi kesalahan dalam manajemen pemberdayaan lingkungan global. Dalam penjabaran misi tersebut seringkali berbenturan dengan perhitungan ekonomis atau terjebak dalam metode pendidikan yang kaku. Pembangunan infrastruktur pariwisata secara berlebihan justru pada akhirnya menyebabkan perlindungan terhadap keunikan kawasan wisata menjadi tersisih dikalahkan oleh industri pariwisata massal. Padahal salah satu tujuan ekowisata harus mampu manjabarkan nilai kearifan lingkungan dan sekaligus mengajak orang untuk menghargai apapun yang walaupun tampaknya teramat sederhana. Pada hakikatnya dengan kesederhanaan itulah yang menjadi pedoman masyarakat sekitar kawasan wisata mempertahankan kelestarian alamnya. Dengan demikian keterlibatan masyarakat sekitar sebagai pengawas menjadi teramat penting. Hal lain yang harus diperhatikan adalah perkembangan budaya dalam masyarakat asli di sekitar kawasan ekowisata yang berbeda dengan budaya para wisatawan. Disadari atau tidak lambat laun akan terjadi pergeseran budaya yang mungkin dapat melenyapkan budaya asli. Idealnya dalam suatu kawasan ekowisata timbul suatu keterikatan dan rasa saling menghormati antar komunitas penduduk asli dengan wisatawan. Untuk meminimalkan dampak yang timbul di kemudian hari diperlukan integritas, kualitas, loyalitas dan kemampuan pengelola dalam melaksanakan pengawasan.
Kegiatan ekowisata menjadi suatu jenis wisata yang lebih mahal harganya dibandingkan dengan jenis wisata lain, mengingat pengelolaan kawasan ekowisata harus mengendalikan kuantitas dan kualitas pengunjung.

2.      Hutan mangrove sebagai tempat perlindungan
Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut dan tergolong dalam ekosistem peralihan atau dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang keduanya bersatu di tumbuhan tersebut. Hutan mangrove juga berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Pada hutan mangrove: tanah, air, flora dan fauna hidup saling memberi dan menerima serta menciptakan suatu siklus ekosistem tersendiri. Hutan mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove (seperti daun, ranting dan bunga).

3.      Hutan mangrove sebagai tempat penelitian
Dikatakan sebagai tempat penelitian karena banyak peneliti atau mahasiswa yang melakukan penelitian di Hutan Mangrove tersebut. Contohnya saja penelitian tentang hutan mangrove sebagai penyerap dalam penanganan penurunan pemanasan global.
Peranan Hutan sebagai penyerap karbon mulai menjadi sorotan pada saat bumi dihadapkan pada persoalan efek rumah kaca, berupa kecenderungan peningkatan suhu udara atau biasa disebut sebagai pemanasan global. Penyebab terjadinya pemanasan global ini adalah adanya peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer dimana peningkatan ini menyebabkan kesetimbangan radiasi berubah dan suhu bumi menjadi lebih panas. Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan menyerap radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali ke atmosfer oleh permukaan bumi. Sifat termal radiasi inilah menyebabkan pemanasan atmosfer secara global (global warming). Di antara GRK penting yang diperhitungkan dalam pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Dengan kontribusinya yang lebih dari 55% terhadap pemanasan global, CO2 yang diemisikan dari aktivitas manusia (anthropogenic) mendapat perhatian yang lebih besar. Tanpa adanya GRK, atmosfer bumi akan memiliki suhu 30oC lebih dingin dari kondisi saat ini. Namun demikian seperti diuraikan diatas, peningkatan konsentrasi GRK saat ini berada pada laju yang mengkhawatirkan sehingga emisi GRK harus segera dikendalikan. Upaya mengatasi (mitigasi) pemanasan global dapat dilakukan dengan cara mengurangi emisi dari sumbernya atau meningkatkan kemampuan penyerapan.
Menurut ilmuan, hutan dapat menyerap karbon karena hutan adalah tempat sekumpulan pohon yang memiliki aktifitas biologisnya seperti fotosintesis dan respirasi. Dalam fotosintesis pohon (tanaman) menyerap CO2 dan H2O dibantu dengan sinar matahari diubah menjadi glukosa yang merupakan sumber energi (sebelumnya diubah dulu melalui proses respirasi) tanaman tersebut dan juga menghasilkan H2O dan O2 yang merupakan suatu unsur yang dibutuhkan oleh oranisme untuk melangsungkan kehidupan (bernapas). Sehingga, hanya dengan mengetahui dan memahami hal tersebut kita harus sadar bahwa hutan sangat dibutuhkan manusia untuk menyerap carbon yang berlebih dalam atmosfer.
Demikian halnya dengan keberadaan hutan mangrove sebagai penyerap karbon, Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon. Tumbuhan mangrove memiliki banyak daun sehingga lebih berpotensi menyerap carbon lebih banyak dari tumbuhan lain.
Dalam konferensi tingkat dunia yang dilaksanakan di Bali bulan Desember 2007, menempatkan hutan mangrove salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi dalam menekan perubahan iklim. Kaitannya dengan perubahan iklim adalah keberadaan hutan mangrove sebagai penyerap panas (gas karbondioksida). Salah satu gagasan utama yang dibahas dalam konferensi Bali adalah melalui mekanisme perdagangan karbon.

4.      Hutan mangrove sebagai tempat pemberdayaan pengelolaan dan pelestarian
Saenger (1999) menyatakan bahwa terdapat mata rantai antara kondisi lingkungan, kondisi ekonomi dan kondisi penduduk yang merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.
Sedangkan menurut Bengen (2001) pengelolaan hutan mangrove menyangkut dua konsep, yaitu perlindungan hutan mangrove dan rehabilitasi hutan mangrove. Pola pengawasan pengelolaan ekosistem mangrove yang dikembangkan adalah pola partisipatif meliputi : komponen yang diawasi, sosialisasi dan transparansi kebijakan, institusi formal yang mengawasi, para pihak yang terlibat dalam pengawasan, mekanisme pengawasan, serta insentif dan sanksi (Santoso, 2000).
Model pengelolaan dan pelestarian hutan mangrove di daerah penelitian didapatkan melalui Focus Group Discussion (FGD) sehingga ide-ide dan keputusan-keputusan memang dibuat oleh penduduk itu sendiri. Harapannya adalah, model ini memang dapat dilaksanakan karena sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penduduk.  FGD dilaksanakan di enam lokasi sampel yaitu  (diurutkan bari barat ke timur) Desa Gerongan
Kecamatan  Kraton,  Desa  Semare   Kecamatan Kraton, Kelurahan Tambaan Kota Pasuruan, Kelurahan Panggungrejo Kota Pasuruan, Desa Kedawang dan Desa Penunggul keduanya Kecamatan Nguling.  Setiap Desa diikuti sekitar 20 – 25 peserta (dibagi dalam 3 kelompok) yang terdiri atas perangkat Desa/Kalurahan, pengurus kelompok mangrove (jika ada), tokoh masyarakat, pemilik tambak dan nelayan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa mangrove merupakan ekosistem hutan, dan oleh karena itu, maka pemerintah bertanggungjawab dalam pengelolaan yang berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan (Pasal 2). Selanjutnya dalam kaitan kondisi mangrove yang rusak, kepada setiap orang yang memiliki, pengelola dan atau memanfaatkan hutan kritis atau produksi, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan untuk tujuan perlindungan konservasi (Pasal 43).

5.      Masalah-masalah yang sering terjadi di hutan mangrove di Desa Lateri dan Desa Passo, Kecamatan Baguala

*        Terjadinya pengendapan dan sedimentasi yang berlibihan sehingga dapat berakibat fatal bagi mengrove itu sendiri dengan tertutupnya akar nafas (pneumatofor). sedimentasi besar-besaran terjadi akibat pembangunan kompleks perumahan. Ekosistem rusak, belum lagi kerugian lainnya yang timbul bagi masyarakat sekitar. Sebelumnya,perlu diluruskan, bahwa kebanyakan masyarakat Maluku khususnya di Kota Ambon menyebutkan mangrove sebagai bakau dan mange-mange,itu benar. Namun, yang disebutkan adalah jenisnya (spesies), sedang yang terlihat adalah komunitasnya dan lebih dari satu jenis.
*        Adanya samapah-sampah rumah tangga yang mengandung bahan kimia pencemar yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan hutan mangrove tersebut dan segala ekosistem yang berada di sekitar hutan mangrove sehingga hutan mangrove itu sendiri semakin berkurang.
*        Kondisinya semakin parah karena terjadi perambahan dan perubahan fungsi kawasan secara ilegal seperti pengusahaan tambak dan munculnya permukiman.

DAFTAR ACUAN :

·    Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M.Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.

SEMOGA BERMANFAAT... :) :) :)


SYAIR KEHIDUPAN ALAM YANG MENGURAS HATI DAN MEMPERTARUHKAN NYAWA (LIANG 2)



Perjalanan ini dimulai dari liang 2 tempat BASECAMP hari ke-2 menuju puncak Binaiya, perjalanan ini sangat menguras hati dan tenaga. Mental kami semua di pertaruhkan demi mencapai semua keinginan dan cita-cita kami (MATEPALA).

Pagi yang dingin dan mencekam dimulai dengan perjalanan yang sangat menantang, langit begitu cerah, udara yang sejuk menyelimuti tubuh kami tapi terkadang angin berhembus menusuk tulang ini sampai seakan-akan tulang ini rasanya rapuh.  Pagi itu kami semua bergegas membereskan benda-benda yang harus dibersihkan, sampah yang berserakan dikumpulkan dan di bakar agar lingkungan sekitar BASECAMP terlihat bersih kembali seperti awal kami datang. Setelah semaunya telah selesai kami mulai melangkahkan kaki ini ke tempat tujuan selanjutnya, kami bergegas dengan penuh suka cita dan semangat yang tinggi.

Jalan yang kami lalui cukup sulit karena terjal dan terdapat bebatuan, jalan yang kami lalui ini mulai menanjak seperti melewati tebing yang curam, tempat ini sungguh sangat menguras hati kami terutama menguras hatiku, karena jalurnya yang begitu menyeramkan. Aku mengatakan hal ini karena tebing yang begitu curam dan apabila salah melangkahkan kaki ini ataupun salah meletakkan kaki maka habislah sudah sebab kalau sampai jatuh ??? “OH MY GOD” mungkin saja nyawa tidak akan tertolong, itu sampai mengapa aku mengatakan jalur yang sangat menyeramkan.

Ketika perjalanan kami mulai menanjak dan menerjal sampailah pada moment yang “Menguras Hati”, pada saat sahabat ku (Suneo è nama lapangannya) menaiki jalur yang begitu terjal, dia berusaha sekuat tenaga untuk dapat melewatinya, tapi sayangnya itu tidak terjadi. Tragedy yang sangat mengejutkanpun datang, tiba-tiba dia terpeleset dan hampir tersungkur dan itu membuatku menjadi panic dan perasaanku menjadi takaruan, perasaan ini tercampur menjadi satu (sedih, bingung, takut, panic dan lainnya). Tanganku langsung merespon seketika memegang belakangnya agar dia tidak jatuh ke jurang yang sangat dalam, hatiku berkata “Ya ALLAH lindungilah sahabatku dan kami semua , lancarkanlah perjalanan yang penuh dengan keikhlasan ini Ya ALLAH. Aku tau hanya Engkaulah tempat kami memohon perlindungan”. Seketika teriakanpun keluar dari mulut yang terasa kaku ini “SEEENNNIIIOOOORRRRR, tolong b tamang jua eeeee, dia su mau jatuh itu L L L baru dia pung tangan su mati rasa tolong jua dia juaa eeee….” Keadaan ini semakin mencekam, Senior Ami berkata “samua merapat ke dinding (diapun melewati mereka semua dan menaiki tanjakan yang terjal itu)”, Senior Ami melanjutkan pembicaraanya “Putra capat lapas tas lalu tarik dia, hervi ambil suneo tas lalu ovor ka atas” Senior Putra dan Senior Hervi pun bergegas untuk menolongnya. Aku sangat terharu dan meneteskan air mata ini karena begit khawatirnya diriku kepada sahabatku yang sudah kuanggap saudaraku sendiri.

Setelah ketegangan ini semua berakhir kami melanjutkan lagi perjalanan yang tadinya mencekam dan penuh dengan keharuan. Di situ aku mendapat pelajaran bahwa kita tidak sendiri kita selalu bersama dan saling membantu satu dengan yang lainnya.
Kami tempuh hari itu dengan lebih berhat ‑hati dan cubaan banyak yang menghadang kami mencoba    menabahkan hati ini untuk tetap semangat, untuk berjuang Demi sebuah hadiah sinar terang.

Terlinats secercah harapan dan doa “Ya ALLAH dalam perjalanan ini aku bermunajat kepada-Mu, tolonglah Hamba-hamba-Mu ini, lindungilah kami, jagalah kami dimana pun dan kemanapun kami melangkahkan kaki ini. Aku takkan meminta banyak dari-Mu kali Ini Ya ALLAH aku hanya ingin perlindungan darimu karena sesungguhnya hanya Engkau tempat kami berlindung dan berteduh dari segala macam cobaan yang datang kepada kami Ya ALLAH Ya TUHANku.”

Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali menuju tempat untuk sedikit saja mengganjal perut ini dari rasa lapar dan dahaga yang mulai menguasai pikiran kami, kami pun tiba di tempat makan siang yakni liang 4, perjalanan tadi sungguh sangat melelahkan dan menguras hati tapi ditempat ini aku terpisah dengan sahabat-sahabatku. Aku berjalan sendiri dengan senior-seniorku  sedangkan merekapun memilih jalan mereka sendiri. Setelah makan siang selesai kami melanjutkan lagi perjalanan kami, kami diguyur hujan yang sangat deras, kami sudah tidak melangkahkan kaki dengan perlahan lagi tapi kami sudah mulai berlagi agar sampai dengan cepat di BASECAMP kami berikutnya (Desa Manusela). Tibalah kami Desa Manusela, Desa yang penuh dengan keindahan, keramah-tamahan penduduk desa yang begitu baik, rumah-rumah yang berjejeran dengan rapid an rerumputan yang sangat indah dipandang mata ini seakan lelah berganti dengan rasa damai dan tenang yang tiada taranya.

Kami bergegas untuk menuju rumah yang telah di beritahukan, senior kami menyuruh kami untuk segera bergegas untuk membersihkan badan, tetapi sebelumnya kami melakukan pemanasan, taulah……. J . setelah kami sudah membersihkan diri kami, kami di atur untuk mengerjakan tugas kami, hari mulai gelap dan kami belum juga tidur, aku seketika duduk diam dan sambil termenung membayangkan peristiwa tadi yang hampir saja merenggut nyawa sahabatku, tapi seketika lamunanku di buyarkan oleh panggilan seniorku yang menyuruh untuk segera tidur karena perjalanan yang masih panjang menanti.

Ku tutup mata ini sambil diiringi dengan doa Kepada Tuhan Yangg Maha Kuasa.

BADAI BINAIYA selalu menjadi keluargaku dan tentunya MATEPALA juga…

By : Dian Goliath (MTP/M.0211002-Badai Binaiya)

KETIKA TINGKAT KEJENUHAN MENJADI SANGAT BERARTI


Hari yang selalu terlihat cerah, langit biru yang melukiskan kebesaran-Nya kepada kita semua. Tapi semua masih saja terlihat sama di pagi itu, aktivitasnya masih saja seperti biasa. Ketidakdisiplinan, canda tawa, kekanak-kanakan pokoknya semuanya bercampur menjadi satu di dalam kapal. Perbedaan yang terjadi di antara kita semua yang menjadikan kita semua menjadi satu karena menurutku perbedaan itu indah, agar kita tidak terlihat monoton hanya berada pada satu tingkatan yang semuanya terlihat sama. Memang dunia ini sangat relative. 

RUANGAN-RUANGAN KEPADA SELURUH PESERTA SAIL MOROTAI 2012 UNTUK SEGERA KE HELLYDECK UNTUK MELAKSANAKAN APEL PAGI…

Hahahaha (aku tertawa) sambil berkata : “kata itu lagi yang selalu terdengar, kata itu semakin melekat saja dalam hatiku hahahaha… “ sambil memalingkan muka kepada temanku dan dia pun berkata : kayaknya tuh kata sarapan tambahan kita deh tiap pagi, hahahaha… (sambil tertawa ngakak… :D )

Aku menatap ke seluruh penjuru sambil mengamati yang mereka semua lakukan dengan sedikit tatapan kosong yang sesekali diisi dengan banyak pertanyaan, perkataan dan hal-hal yang sebelumnya tak pernah terfikirkan olehku. 

OH MY GOD ….. !!!

terlihat hal yang seharusnya mereka tidak lakukan karena di awal dari pertemuan dan pelayaran ini bahwa setiap mengikuti apel harus menggunakan pakaian yang rapi, dan memakai sepatu tetapi yang terlihat adalah seorang kapten yang biasanya memberikan ceramah setelah selesai sholat langsung mengambil posisi push up dan melaksanakannya. Hal itu mengejutkanku dan aku bertanya beliau kenapa sampai harus seperti itu ? dimana kewibawaan dan harga dirinya sebagai seorang Prajurit TNI AL di kapal perang KRI SURABAYA-591 ? dan ternyata beliau menjalankan apa yang mereka katakan yaitu memakai sendal jepit dan ada sanksinya. Aku mendapatkan pelajaran yang sangat penting lagi hari itu bahwa :

“ apa yang kita katakan pada orang harus diikuti dengan tindakan dimana kita harus mempertanggungjawabkan yang telah kita katakan dan kita perbuat sendiri, kita harus berani dalam bersikap dan mengambil keputusan. Sebab semua keputusan yang kita ambil itu ada resiko atau konsekuensinya.  ya contohnya seperti beliau tadi yang dengan beraninya mempertanggung jawabkan apa yang beliau katakan. Dengan serempak para peserta yang memakai sendal jepit pun ikut mengambil posisi untuk push up, sungguh cara mempengaruhi orang yang bijak.

Perjalanan ini semakin hari memperlihatkan karakter masing-masing orang yang berada di KRI SURABAYA-591, aku tak tahu bagaimana harus melanjutkannya dengan cara orang lain berfikir dan lakukan yang aku tahu hanya melanjutkan hari demi hari dengan caraku sendiri, apa adanya tanpa harus dibuat-buat atau di lebuh-lebihkan alias HIPERBOLA.

Selalu saja ada hal yang lucu, gokil, gila, dan gak karuan yang dibuat para peserta di atas kapal. “Sambil aku tertawa kecil (hehehehehe)”, aku seperti merasa tingkat kejenuhanku sudah mulai bertambah, bosan mulai menguasai diri ini karena kegiatan yang terlihat monoton tanpa ada something special yang WOW menurutku termasuk diriku sendiri….. :D, tapi di celah-celah kejenuhan ada hal-hal yang membuatku selalu tertawa yaitu teman kelompok 2 (Waigeo Island) yang semuanya pada gokil dan terlihat seperti acaranya Raditya Adika di Metro TV “STAND UP COMEDY”,  yah begitulah panggilan peserta yang lain kepada teman kelompokku yang berhasil menciptakan suasana komedi setiap kali berkumpul. Hal ini yang selalu membuatku terkesan dengan kelompokku yang terlihat cuek, tidak peduli, sembrono, gokil, nggak pernah serius tapi selalu mengerjakan perintah dan tugas walaupun terkadang itu selesainya terakhir. Hahahahahahaha…. :D

Kita semua selalu berkata dan beranggapan “ walaupun kita terlihat sepi diluar tetapi di dalam kita selalu terlihat ramai seperti bom yang siap meledak jika bertemu dan dapat di andalkan teman-teman kelompok kita “ itulah hal yang selalu menjadikan kita semua bersatu, aku dan tentunya yang lain menganggap this is not just about friends but “ WE ARE FAMILY NOT FRIENDS ”. ketika pelayaran yang kami laksanakan ini membuat tingkat kejenuhan semakin tinggi dan ada celah yang mengisi ruang kosong dimana pelayaran ini menjadikan suatu koloni atau kelompok yang tadinya hanya menganggap sahabat maka itu bukan lagi sahabat tapi sudah seperti keluarga yang membuatku berfikir tingkat kejenuhanku semakin berarti tanpa harus di ganggu gugat with about negative thinking… it’s not happened with they J J J.

Dan aku pun berkata : “ ciecie…. Hahahahaha kelompokku semakin hidup ketika berkumpul bersama “.

PEMBERITAHUAN KEPADA SELURUH PESERTA SAIL MOROTAI 2012 UNTUK ISHOMA SAMPAI PADA PUKUL 20.00 WIT…

Panggilan itu lagi membuat semua berbondong-bondong untuk bubar, aku melangkahkan kaki ini ke tempat biasanya aku menyandarkan diri untuk melepas kelelahan setelah seharian penuh menjalani aktivitas yang lumayan padat. Haluanlah yang menjadi tempat favoritku untuk melihat keindahan senja yang memukau mata ini dan aku tak pernah bosan melakukan hal itu… J secara spontan aku berkata di dalam hati ini :

Matahari yang mulai meredupkan cahayanya
semakin terlihat cantik di pandangan mataku
langit kemerahan itu membuatku tersenyum kecil
desiran ombak dan hembusan angin yang menyapaku
terasa lembut dan anggun menyentuh pipi ini
keagungan-Nya membuat diri ini tak pernah berhenti bersyukur
atas apa yang di berikan lebih dari cukup
nafas yang keluar dari mulut ini adalah anugerah
oh TUHAN ….
thanks GOD for everything that’s you giving for me and other
terasa sempurna di hati ini
terkesan  mendalam di jiwa ini
terfikir rasional di benak ini
dan terlihat indah dimata ini

Kejenuhan dalam pelayaran ini semakin berarti sekaligus membingungkanku dalam beberapa waktu yang singkat, tapi cukuplah untuk di mengerti tanpa harus di jelaskan dengan susah payah tapi tindakanlah yang membuatku mengerti dengan kata-kata itu.
Dalam hati berkata : “ ada apa dengak kalimat itu ? (tingkatan kejenuhan yang sangat berarti). “

thank you so much for all, I think this so important for me and my new family (Waigeo Island).

OK, next time aku lanjutin lagi ceritanya, sampai disini dulu yaaa ceritaku jangan takut masih ada lagi cerita yang lainnya.

Eeeiiittttzzzz…. Sebelum menutup bacaan ini, aku perlu kritikan dan sarannya atas tulisanku ini yaaa… J

WAIGEO ISLAND IS THE BEST FOREVER AND FOR ALWAYS IN MY HEART

AWAL SENJA PELAYARAN….. (Ambon, 5 September 2012)

Senin, 08 Oktober 2012 | 0 komentar

senja itu tubuh ini sangat letih karena selesai berolahraga di LANTAMAL IX AL Halong, olahraga yang menguras tenaga berpacu dengan otak yang megkombinasikan kecepatan; berfikir, kecepatan berlari, kekompakkan dan kerjasama tim yang membuatku semakin menyukai olahraga ini (Basketball) aku merasa tertantang dengan olahraga yang telah aku geluti sejak kecil. Tetesan keringat yang mengalir perlahan membasahi pipi dan tubuh ini semakin membuat gerah, panggilan untuk segera melaksanakan perintah-Nya telah tiba. Kita bergegas untuk menjalankan kewajiban yang harusnya dilaksanakan, aku segera berlari untuk membersihkan tubuhku ini, karena tubuh ini rasanya sudah lengket dengan keringat yang membasahi badan ini seolah-olah harus segera menguyurkannya dengan air yang dingin dan menyegarkan. Setelah itu kulangkahkan kaki ini secepat mungkin untuk menjalankan ibadahku yang sangat kuyakini sepenuh hati ini.

Senja di hari itu terlihat sangat indah dan mengagumkan, langit yang terlihat kemerahan karena sunset. Pandanganku seakan tak ingin melewatkan sedetik pun pemandangan yang menentramkan jiwa ini, aku masih duduk di haluan KRI SURABAYA sambil mengingat apa yang telah kulewatkan selama beberapa hari ini ternyata anugerah Tuhan yang telah aku lewatkan namun telah terbayarkan senja ini.

Aku bertanya apakah aku akan selalu melihat yang seperti ini ? aku tak tahu jawaban itu, waktulah yang akan menentukannya. Semangatku semakin bertambah untuk selalu mengejar apa yang ku cita-citakan, aku menatap mereka yang tengah berdiri, duduk, tertawa, saling bercanda dengan yang lain membuatku seakan tak ingin beranjak dari tempat ini, aku sungguh menikmatinya bukan hanya dengan mata tapi hati dan perasaan ini juga ikut terbawa.

Senja itu di kota ambon, tapi aku masih di atas kapal KRI SURABAYA yang membuatku terpukau, tak menyangka aku berada di kapal perang milik NKRI ini. lamunanku dihentakkan suara ifa teman sekamarku,
Ifa : diannnn…
dian : kenapa loe ?
ifa : ngopi yuukkk… 
J J J
dian : yyyuuukkkk…
tapi kaki seakan belum ingin melangkah dari tempat yang membuatku nyaman ini, hehehehe…

Langit mulai gelap, bulan yang cantikpun mulai menampakkan dirinya seakan dia berkata aku telah muncul di hadapanmu untuk menemani malammu saat ini. Bintang seakan berbisik di telingaku sambil menyapaku untuk mengendipkan cahayanya yang membuat berjuta rasa…

Aku kembali duduk bersama ifa untuk menikmati secangkir coffemix yang menghangatkan tubuh ini karena angin yang berhembus seakan menusuk tulang ini hampir membuat demam… 

Waktu sudah menunjukan 20.00 WIT …

Ruangan-ruangan bagi seluruh peserta Sail Morotai agar berkumpul di hellydeck untuk apel malam…

Panggilan itu lagi yang membuat kita bergegas secepat mungkin, karena aka nada pengecekan anggota yang di sertai dengan absen dan kita harus hadir sebelum di marahi.
Hellydeck, tempat dimana kami semua dikumpulkan untuk pengecekkan anggota ini dan hal ini dilakukan sangat menyita waktu karena apa ? susah banget mengatur anak besar mending ngatur anak kecil aja sekalian…

Setelah melakukan pengecekan ternyata kami diberikan materi dan berlanjutlah sistematika perkuliahan di atas kapal seperti itulah yang aku anggap. Yah, mungkin memang terlihat seperti itu pemikiran yang menggambarkan suasana saat itu tapi tetap menyemangati walau mata ini sudah tak mampu untuk berkompromi dengan keadaan namun harus bisa diusahakan.

up here later once new story that is sure to continue again this story is about the cruise Sail Morotai 2012…

v  this is my story live in KRI SURABAYA… J

 
Copyright © -2012 Unique All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks